Kenapa saya memilih Qatar?
Jawabannya adalah, takdir
yang menuntun saya ke sana. Hehe
karena memang begitulah, awalnya Qatar bukan merupakan target dan cita-cita di mana saya akan melanjutkan kuliah S2. Bahkan dulunya saya tidak berminat sama sekali untuk kuliah di luar
negeri, cukup di Indonesia bagi saya. Prinsip belajar saya dulu Belajar itu tentang "bagaimana?",
bukan "di mana?”. So, - dulu - menurut saya tidak terlalu penting di mana kita
belajar, di kampus mana kita belajar, dan di negara mana kita belajar, di dalam atau di luar negeri sama saja. Karena yang terpenting dari itu
semua adalah, bagaimana cara dan kesungguhan kita dalam belajar. Meskipun pada akhirnya saya sadar, bahwa belajar di luar negeri ternyata memiliki banyak poin plus jika dibanding dengan belajar hanya di dalam negeri, tanpa sedikitpun mengesampingkan proses
teman-teman yang belajar di dalam negeri. Buktinya banyak orang sukses yang
dulunya kuliah di luar negeri dan yang produk dalam negeri pun juga tidak kalah
banyaknya. Li kulli syai’in mazaaya wa naqaaish, masing-masing punya
kelebihan dan kekurangannya.
Nah, awal mula Qatar menjadi
target kuliah S2 saya adalah ketika saya berdiskusi dengan kakak saya. Menurut beliau, saya punya potensi dan saya harus punya cita-cita yang tinggi, dan orang yang cita-citanya
tinggi, pengalamannya juga harus banyak dan wawasannya harus luas. Potensi
seseorang masih sangat bisa berkembang sampai mana ia mau untuk
mengembangkannya. Dan belajar di luar negeri adalah salah satu upaya untuk
lebih memperluas wawasan dan pengalaman.
Maka sejak saat itulah motivasi
saya untuk belajar di luar negeri mulai terbangun dan terus meningkat, sehingga membuat saya
memutar otak bagaimana caranya agar saya bisa belajar di luar negeri dengan
GRATIS tentunya. Hehe
Dalam proses mencari informasi kuliah gratisan di luar negeri, saya
teringat pernah membaca sebuah artikel di internet tentang
beasiswa di luar negeri, dan salah satu negara yang menyediakan beasiswa S2 di luar negeri adalah Qatar. Saat itu, sekilas saya baca syarat dan ketentuan yang ditetapkan
Qatar tidak begitu berat menurut saya. Akhirnya saya pun menuliskan Qatar sebagai salah satu list daftar tujuan S2 saya. Apalagi dengan adanya fakta yang tak
terbantahkan bahwa Qatar adalah negara penghasil minyak dan gas yang kaya raya dengan penghasilan perkapita tertinggi di dunia, membuat saya semakin berhasrat untuk mencari info bagaimana kabar ketersediaan
beasiswa S2 di Qatar di tahun 2017.
Naluri stalker menuntun saya mencari tahu
sana sini tentang beasiswa S2 di Qatar. Dan akhirnya ketemu juga sampai ke
akar-akar sumber informasinya. Saya banyak mendapatkan info dari website kampus tujuan saya di Qatar dan dari beberapa kontak mahasiswa
Indonesia yang sudah duluan belajar di sana.
Step by step saya jalani mulai dari pemberkasan sampai interview by phone. Tidak mudah rupanya, persaingan yang ketat dan prosedur yang cukup sulit dalam melewati tahapan-tahapan seleksinya. Hingga Akhirnya perjuangan pun berbuah manis, datang pemberitahuan bahwa saya lolos beasiswa S2 di Qatar sesuai dengan yang saya harapkan. Alhamdu lillah.
Insya Allah akan saya share di postingan-postingan selanjutnya tentang bagaimana langkah mendapatkan beasiswa S2 di Qatar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar