Kamis, 13 Juli 2017

Kenapa memilih Qatar?

Kenapa saya memilih Qatar?

Jawabannya adalah, takdir yang menuntun saya ke sana. Hehe

karena memang begitulah, awalnya Qatar bukan merupakan target dan cita-cita di mana saya akan melanjutkan kuliah S2. Bahkan dulunya saya tidak berminat sama sekali untuk kuliah di luar negeri, cukup di Indonesia bagi saya. Prinsip belajar saya dulu Belajar itu tentang "bagaimana?", bukan "di mana?”. So, - dulu - menurut saya tidak terlalu penting di mana kita belajar, di kampus mana kita belajar, dan di negara mana kita belajar, di dalam atau di luar negeri sama saja. Karena yang terpenting dari itu semua adalah, bagaimana cara dan kesungguhan kita dalam belajar. Meskipun pada akhirnya saya sadar, bahwa belajar di luar negeri ternyata memiliki banyak poin plus jika dibanding dengan belajar hanya di dalam negeri, tanpa sedikitpun mengesampingkan proses teman-teman yang belajar di dalam negeri. Buktinya banyak orang sukses yang dulunya kuliah di luar negeri dan yang produk dalam negeri pun juga tidak kalah banyaknya. Li kulli syai’in mazaaya wa naqaaish, masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya.

Nah, awal mula Qatar menjadi target kuliah S2 saya adalah ketika saya berdiskusi dengan kakak saya. Menurut beliau, saya punya potensi dan saya harus punya cita-cita yang tinggi, dan orang yang cita-citanya tinggi, pengalamannya juga harus banyak dan wawasannya harus luas. Potensi seseorang masih sangat bisa berkembang sampai mana ia mau untuk mengembangkannya. Dan belajar di luar negeri adalah salah satu upaya untuk lebih memperluas wawasan dan pengalaman.

Maka sejak saat itulah motivasi saya untuk belajar di luar negeri mulai terbangun dan terus meningkat, sehingga membuat saya memutar otak bagaimana caranya agar saya bisa belajar di luar negeri dengan GRATIS tentunya. Hehe

Dalam proses mencari informasi kuliah gratisan di luar negeri, saya teringat  pernah membaca sebuah artikel di internet tentang beasiswa di luar negeri, dan salah satu negara yang menyediakan beasiswa S2 di luar negeri adalah Qatar. Saat itu, sekilas saya baca syarat dan ketentuan yang ditetapkan Qatar tidak begitu berat menurut saya. Akhirnya saya pun menuliskan Qatar sebagai salah satu list daftar tujuan S2 saya. Apalagi dengan adanya fakta yang tak terbantahkan bahwa Qatar adalah negara penghasil minyak dan gas yang kaya raya dengan penghasilan perkapita tertinggi di dunia, membuat saya semakin berhasrat untuk mencari info bagaimana kabar ketersediaan beasiswa S2 di Qatar di tahun 2017.

Naluri stalker menuntun saya mencari tahu sana sini tentang beasiswa S2 di Qatar. Dan akhirnya ketemu juga sampai ke akar-akar sumber informasinya. Saya banyak mendapatkan info dari website kampus tujuan saya di Qatar dan dari beberapa kontak mahasiswa Indonesia yang sudah duluan belajar di sana.

Dan dari email bagian admission yang tertera di website kampus lah saya banyak bertanya tentang prosedur dan cara mendapatkan beasiswa hingga akhirnya saya bisa memasuki proses pendaftaran sebagai calon penerima beasiwa S2 di Qatar.

Step by step saya jalani mulai dari pemberkasan sampai interview by phone. Tidak mudah rupanya, persaingan yang ketat dan prosedur yang cukup sulit dalam melewati tahapan-tahapan seleksinya. Hingga Akhirnya perjuangan pun  berbuah manis, datang pemberitahuan bahwa saya lolos beasiswa S2 di Qatar sesuai dengan yang saya harapkan. Alhamdu lillah.

Insya Allah akan  saya share di postingan-postingan selanjutnya tentang bagaimana langkah mendapatkan beasiswa S2 di Qatar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tafsir Maudhu’i | Hijrah dalam Tilikan Al-Qur’an

  Kata “Hijrah” kerap kita dengar sebagai label untuk seseorang yang awalnya serampangan lalu karena sebab tertentu merubah penampilan men...