Di saat semua orang di Indonesia sedang merayakan hari kemerdekaan,
memeriahkan dengan berbagai macam khas perlombaan, kami masyarakat Indonesia
yang ada di Qatar pun tidak mau kalah. Ya meskipun tidak semeriah dan seheboh
di Indonesia, kami tetap merayakan dan bisa mengambil hikmah di hari raya
kemerdekaan.
Tepatnya kemarin petang, Kantor kedubes Indonesia yang ada di
Doha mengundang seluruh warga Indonesia yang ada di Qatar untuk mengahadiri
upacara 17-an yang dilanjutkan dengan lomba-lomba khas Agustusan lalu dilanjutkan lagi dengan silaturrahmi bersama Bapak dubes Indonesia. Ada juga bazar komunitas ibu-ibu Indonesia yang menjual berbagai jajanan dan makanan khas Indonesia, sekeder untuk melepas
kangen makan bakso, ayam penyet, dan mie ayam. Jam 5 petang (21.00 WIB) sengaja dipilih
oleh pihak Kedubes karena memang saat ini Qatar masih sedang dalam musim panas,
yang jika pagi sampai siang suhunya bisa mencapai 43 derajat celcius,
puanasnya.
Kami sendiri berangkat dari asrama mahasiswa Qatar Foudation
pukul setengah 5 petang. Berharap akan sampai tepat waktu di kedubes pukul
5 petang, ternyata memesan taksi lewat
aplikasi online tidak sesimpel dan semudah di Indonesia. Kami harus menunggu taksi yang
sudah kami pesan hampir 30 menit. Akhirnya taksi pun datang dan kami berangkat bertiga
bersama mahasiswa Indonesia lainnya yang sama-sama mendapatkan beasiswa di
Qatar Foundation.
Setelah perjalanan 30 menit, sampailah kami di kantor kedubes Indonesia pukul
setengah 6. Dan jelas saja, upacara sudah selesai tinggal melanjutkan acara
foto bersama bapak dubes dan lomba-lomba Agustusan. Niat awal ingin ikut upacara, tinggal acara foto-foto yang masih tersisa.
Saat awal kami masuk ke halaman kantor kedubes, suasana khas Agustusan
terasa kental. Bendera Indonesia menghiasi tembok gedung kedubes dengan
berbagai pernak perniknya, masyarakat yang datang sedang sibuk selfie dengan
bapak dubes, dan para staf kedubes sedang sibuk menyiapkan perlengkapan lomba. Adapun
kami, bingung mau ketemu siapa dan ngobrol dengan orang yang mana, karena
memang belum ada satu orang pun yang kami kenal dari sekian banyak orang Indonesia
yang ada.
Ah, sama-sama orang Indonesia, pikir kami menghalau rasa
segan dan canggung untuk sekedar memulai obrolan dengan bapak-bapak atau
ibu-ibu bahkan staf kedubes yang kami pilih secara random. Beberapa waktu
berselang, kami mulai akrab dengan suasana ini. Berbaur dengan orang-orang
yang senasib jauh dari keluarga, suasana hangat dan saling sapa dengan bahasa
Jawa dan sunda, serasa Qatar dan Indonesia menjadi tiada beda.
Di luar dugaan, hampir setiap orang Indonesia dan staf
kedubes yang kami temui, saat mereka tau kami adalah mahasiswa, mereka ternyata
heran sekaligus bangga. Hal ini karena hampir semua warga Indonesia yang ada di Qatar, mereka semua
bekerja. Jadi menurut mereka, adalah hal yang luar biasa jika ada orang Indonesia ke
Qatar, tapi untuk jadi mahasiswa. Apalagi karena mereka tau, biaya hidup dan
kuliah di Qatar tidaklah murah, qo bisa orang Indonesia kuliah di sini. Padahal kami kuliah juga ngandelin beasiswa. Hehe
Acara berlangsung sampai jam 8 malam, suasana begitu meriah,
ada yang ikut lomba, ada juga yang hanya datang sekedar merayakan, jajan, dan
reuni dengan sesama warga Indonesia.
O iya, salah satu orang penting yang kami temui semalam
adalah Bapak Sugeng, beliau adalah admin website https://jelajahqatar.com/,
beliau asli orang Jawa yang sudah 9 tahun bekerja sebagai perawat di Qatar.
Sebelum kami berangkat ke Qatar, kami banyak sekali membaca artikel dan forum
diskusi di website beliau untuk sekedar mencari informasi dan hal-hal menarik
lainnya tentang Qatar, ada juga informasi seputar mencari pekerjaan di Qatar.
Singkat cerita, meskipun telat merayakan kemerdekaan dan
tidak semeriah di Indonesia, kami tetap merasakan atmospirenya, bahkan lebih
terasa karena kami di sini satu nasib dan dalam satu perjuangan yang sama, jauh
dari keluarga dan saudara.
*Doha, 18 Agustus 2017
*Doha, 18 Agustus 2017